Friday, February 8, 2013

Bocah 11 tahun diduga jadi hacker

Bocah 11 tahun diduga jadi hacker


Tidak perlu pengalaman bertahun-tahun untuk bisa mengganggu kerja suatu jaringan. Buktinya, anak berusia 11 tahun diduga telah melakukan aksi hacking yang ditujukan kepada situs game dan social network.
Seperti yang dilansir oleh BBC (7/2), sebuah laporan dari AVG menemukan fakta bahwa diduga seorang bocah berusia 11 tahun sudah berhasil masuk ke dalam sebuah website game dan jejaring sosial. Dari situ, bocah ini melakukan pencurian mata uang virtual yang berlaku di game tersebut.
Hal ini sendiri pertama kali diketahui setelah diadakan penyelidikan terhadap Runescape, game online dengan lebih dari 200 juta pemain. Diyakini bahwa permainan ini sudah disusupi oleh berbagai kode-kode jahat agar para pelaku bisa berbuat curang dalam permainan ini.
Hasilnya diketahui bahwa ada sebuah program bernama Runescape Gold Hack yang digunakan oleh seorang anak. Melalui program ini, anak tersebut bisa mengubah sendiri jumlah uang virtual yang dia miliki sehingga bisa lebih leluasa bermain game tersebut.
Namun, ternyata kejahatan dari program ini tidak berhenti di situ saja. Ditengarai bahwa program ini juga mengambil data log in pengguna lain agar bisa disalahgunakan.
"Ketika melakukan penelitian, kami menemukan sesuatu yang menarik. Ternyata program ini berusaha mencuri data akun pengguna dan mengirimkannya dalam sebuah email," jelas Ben-Itzhak, peneliti AVG, kepada BBC.
Dari sinilah ditelusuri sebenarnya kepada siapakah email tersebut ditujukan. Hasilnya membuat para peneliti kembali terkejut, ternyata email tersebut terdaftar atas nama seorang anak berusia 11 tahun di Kanada.
Di negara maju sendiri, bahasa pemrograman memang sudah diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Di Inggris misalnya, beberapa sekolah memberikan ekstra kurikuler pemrograman yang didukung secara penuh oleh perusahaan IT besar seperti Microsoft dan Google. Jadi, tidaklah mengherankan jika bocah berusia 11 tahun pun sudah mahir membuat aplikasi sendiri.

Thursday, February 7, 2013

Akhirnya, Blackberry mau membuka diri untuk Android!

Akhirnya, Blackberry mau membuka diri untuk Android!



Nyawa dari sebuah perangkat pintar adalah jumlah aplikasi pendukung yang tersedia. Semakin banyak jumlah aplikasinya, maka semakin laris pula perangkat pintar tersebut.


Seperti yang dilansir oleh Venture Beat (5/2), Blackberry sepertinya memang ingin mempertahankan keberadaannya di pasar smartphone dunia. Sebagai salah satu usahanya, mereka mengonfirmasi akan membuka diri untuk masuknya aplikasi Android di smartphone mereka.



Dalam sebuah acara di Amsterdam, disebutkan bahwa perusahaan asal Kanada tersebut secara resmi akan menjalankan bahasa pemrograman Android di handset mereka. Dengan hal ini, maka segala aplikasi yang ada di Android pun juga akan bisa dijalankan secara langsung di Blackberry 10 ini.



Adapun bahasa pemrograman yang dipakai adalah yang terdapat di Android terbaru, Jelly Bean. Berita ini tentunya akan menjadi kabar baik bagi mereka yang berencana menggunakan Blackberry 10.



Dengan begitu, pengguna tidak perlu lagi khawatir akan sedikitnya jumlah aplikasi yang tersedia di Blackberry World. Selain itu, hal ini juga akan mengikat kembali hati para pengguna yang berencana meninggalkan Blackberry.



Hingga berita ini dimuat, belum bisa diketahui kapankah hal ini akan menjadi kenyataan. Namun, cepat atau lambat Blackberry pasti akan segera merilisnya.

Tuesday, February 5, 2013

Ada malware baru untuk Android yang juga dapat infeksi PC

Ada malware baru untuk Android yang juga dapat infeksi PC


Sebuah malware baru diciptakan untuk menginfeksi PC melalui integrasinya dengan perangkat berbasis Android.

Malware yang diketahui bernama DroidCleaner ini akan secara otomatis masuk ke dalam sebuah PC setelah perangkat tersebut terkoneksi dengan perangkat Android yang sudah terinfeksi. 


Geeky-Gadget (04/02) melansir bahwa selain akan langsung menyerang sistem di dalam PC, DroidCleaner juga dapat merekam semua aktivitas komunikasi baik itu sms, telepon, mengirimkan sms secara tiba-tiba, mengaktifkan Wi-Fi bahkan menghapus semua data sms di dalam perangkat. Kabarnya, DroidCleaner juga sudah 'tersedia' di Google Play.
Menurut lansiran The Hacker News (04/02), malware ini ternyata memiliki nama lain yaitu Super Clean. Dalam tampilannya di Google Play, 2 malware dengan nama berbeda namun sama tersebut sangat menyerupai sebuah aplikasi yang dapat membantu pengguna perangkat Android untuk sedikit melepaskan beban memori dalam handsetnya.
Seperti penjelasan Kaspersky Labs, malware ini hanya mempunyai 3 file saja di dalamnya yaitu autorun.inf, folder.ico dan svchosts.exe. Setelah berhasil menginfeksi perangkat berbasis Android dan terintegrasi dengan PC, maka secara langsung malware ini akan mengendalikan sistem Auto-Run.
Tentunya menjadi suatu yang cukup riskan untuk mengunduh sesuatu melalui Google Play. walaupun pihak Google sendiri telah melipatgandakan penjagaan di 'toko online' mereka tersebut, namun tetap saja pembuat virus dapat menyisipkan malware mereka ke Google Play.